Monday, February 20, 2012

Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia


“AKU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA”
Kembali lagi ke Indonesia. Ya, negara yang mempunyai banyak cirri khas ini adalah kebanggaan setiap orang yang menghuni negara ini. Negara Indonesia memiliki banyak sekali budaya, tradisi, adat istiadat, bahkan hutan sekalipun Indonesia memilikinya. Hal itu membuat  saya dan masyarakat lainnya bangga akan Indonesia.
Warga Indonesia sangat menjunjung tinggi budayanya. Salah satunya yaitu berbahasa Indonesia. Menarikan tarian khas Indonesia, dan masih banyak lagi.
Namun bagaimana jika Indonesia ini memiliki kebiasaan atau adat yang negative yang semakin tumubuh di Indonesia? Tentu sangat miris sekali didengar. Apalagi jika sebagian warga bahkan pejabatpun menerapkannya secara bangga.
Tradisi yang kita sebut sebagai kebudayaan negative itu antara lain, budaya Indonesia yang kebarat-baratan. Hal itu dikarenakan karena sebagian masyarakat tidak bisa menyaring kebudayaan yang masuk di Indonesia. Ada lagi perbuatan yang sangat miris juka kita rasakan, bahkan itu dilakukan oleh pejabat itu sendiri, yaitu beberapa bulan yang lalu para anggota DPR kita memesan kursi buatan Jerman yang harganya bisa menjapai 2 juta per buah. Untung saja mereka sadar dan segera mengembalikan produk ke negara asalnya. Hal itu dikarenakan mereka kurang bangga dengan produk luar negeri yang sudah ada. Padahal Indonesia sendiri mempunyai daya ekspor berupa kayu yang baik.
Masalah terbesar yang ada di Indoonesia yang dari dulu tidak hilang dan justru bertambah marak yaitu, korupsi. Korupsi didominasi oleh para pejabat yang kurang bersyukur akan nikmat yang diberikan. Pejabat tidak sadar apabila mereka sudah diberdayai oleh nafsu.
Memang berbicara itu lebih mudah daripada melakukan. Para pejabat pemerintah hanya bermodal janji palsu saja saat mereka berorasi di depan rakyat untuk mengambil hati rakyat agar rakyat memilih mereka untuk menjabat sebagai anggota pemerintahan.
Perlu dengan cara apalahi kita menyadarkan mereka? Sudah sekian lama cara-cara alternative dilakukan. Tetapi tetap saja. Di saat rakyat Ibu Kota kesulitan untuk mengakses jalan menuju ke sekolah karena jembatan ambruk, para anggota DPR justru berleha-leha dengan fasilitas kenyamanan mereka di kantor.
Apa kenyamanan mempengaruhi system kerja mereka? Saya rasa tidak, hanya sebagian saja yang sadar akan kenyamanan itu. Buktinya di saat rapat mereka justru tidur, facebookan, bahkan di antara mereka ada yang terlambat masuk dengan wajah tanpa dosa.
Bagaimana hal itu bisa ditanggulangi kalau para pejabat tidak mempunyai rasa Nasionalisme. Beberapa bulan yang lalu, salah satu wartawan TV swasta mewawancarai salah satu pejabat DPR. Alhasil ternyata pejabat itu tidak hafal dengan Pancasila. Apa yang seperti itu yang bisa kita sebut dengan wakil rakyat?
Maka dari itu, mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk sadara akan segala sesuatu yang mendorong kita untuk berbuat maksiat. Pertama kita harus mengingat Tuhan sebagai pemberi segala sesuatu milik kita. Kedua tuntut ilmu dengan serius dan tidak bermai-main. Kejujuran sangat kita butuhkan untuk membangun negara ini, salah satunya dengan tidak  menyontek saat ulangan. Ingat! Di bahu kiri kita ada malaikat. Dan yang terpenting lagi jangan hanya bicara saja, tetapi buktikan dengan perbuatan bahwa kita benar-benar cinta dengan tanah air kita.
Dan jangan sekali-kali melupakan sejarah karena sejarah yang menuntun kita ke masa depan. Cintai budaya kita, kembangkan budaya kita. Cintai produk dalam negeri. dan selalu bersahabat dengan alam, karena alam merupakan salah satu pemeran utama dalam kehidupan kita.

No comments:

Post a Comment