Friday, July 20, 2012

Dua Minggu di Desa Bahagia

Ehem, kali ini ingin bercerita tentang pengalaman liburan kemarin. Hah, liburan yang mungkin kalau dibilang teman-teman lain membosankan dan kurang kerjaan. Yaa, memang liburan diisi dengan adegan-adegan unik yang nggak akan dilupakan. Dalam benakku aku berfikir, ya ampun gila nih, kulit gue jadi item kaya ayam panggang. Ya memang begini, liburan kuhabisakan untuk menghiramkan kulit bersama teman-teman.
Pada akhirnya, ketika sudah berangkat sekolah, aku diterpa oleh ejekan teman-teman. Ada yang bilang, "kamu kaya bokong panci", ada yang ngakak saat melihatku, kaya nggak pernah ketemu aja.
Tapi itu semua aku anggap angin lalu. Biarin aja lah, emang tak ada piilihan yang tanpa konsekuensi #sok bijak.
Ya udah deh langsung ke initnya aja. Di desa bahagia ini, aku bersama teman-teman menjalani rutinitas seperti biasa. Tiap pagi lari-lari keliling lapangan, dibentak-bentak kakak, push up, sit up, jalan jongkok sudah menjadi makanan kami. Kejadian-kejadian yang tak terlupakan yaitu ketika kakak pelatih tidak meu melatih kami karena saking bebelnya kami. Tapi itu semua akan menjadi kenangan tersendiri.
Di sini tak hanya fisik ynag digunakan. Tapi otak dan hati. Itu yang penting. Setiap siang hari setelah istirahat makan, kami mendapat siraman rohani, di dalamnya terdapat kata-kata bijak ynag dapat emotivasi kami untuk terus bersemangat dan memperbaiki sikap. Materi-materi banyak diberikan kepada kami. Lagu-lagu banyak diciptakan untuk kami. Bersama Bu Lurah, Pak Lurah, Bu Jogoboyo, Pak Jogoboyo yang selalu di samping kami untuk memimpin desa bahagia ini.
Yaa, intinya semua itu dilakukan demi 17 Agustus yang tidak akan pernah mundur dan tidak pernah maju. 17 Agustus tetap berdian di sana.

No comments:

Post a Comment