Awalnya aku bimbang menentukan tempat yang akan kugunakan
untuk melanjutkan menuntut ilmu. Dengan nilai sejumlah itu aku bingung akan
kumasukkan ke mana nilai itu. Hingga banyak orang memberi solusi. Mereka
menyarankanku untuk bersekolah di kota. Namun, di sisi lain orang tuaku
menyarankan aku untuk bersekolah di kabupaten, tapi sebenarnya orang tua
membiarkan aku mengambil keputusan sendiri.
Lalu aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di kabupaten.
Dengan hati yang mantap, aku memasuki gerbang sekolah itu. Kukayuh sepeda merah
pemberian ibuku beberapa tahun lalu dan kuletakkan sepedaku di parkiran siswa.
Saat itu sedikit sekali yang menggunakan sepeda. Mereka lebih memilih untuk
diantar orang tua karena waktu itu siswa baru belum boleh mengendarai sepeda
motor.
Setlah itu aku diwajibkan untuk mengikuti serangkaian
kegiatan yang umum dilakukan oleh siswa baru di sekolah. Tidak perlu saya
sebutkan karena mungkin hal ini sudah biasa.
Singkat cerita, dengan awal yang bimbang, akhirnya
kemantapan yang mengantarkanku ke sini. Salah satu pilihan dari banyak pilihan
yang akhirnya aku pilih. Banyak pengalaman yang aku dapatkan di sini. Banyak
sekali. Hingga menemukan orang-orang berharga yang sampai saat ini terus aku
rindukan. Tak tau mereka merindukanku kembali atau tidak. Entahlah.
Banyak tatangan dan hambatan tentunya. Hingga pro dan kontra
tentang peraturan yang ada di sini meski banyak kontra dibandingkan dengan pro
karena aku pikir peraturan itu aneh. Atau mungkin aku sendiri yang menyebabkan
hal itu aneh.
Di sini, aku lebih mengerti tentang seni kehidupan tetapi
belum tahu benar atau salah. Aku juga sedikit lebih tahu tentang
masalah-masalah yang sebenarnya terjadi.
Intinya ini adalah salah satu tempat yang terlewati dari
sebuah aliran kehidupan. Kehidupan yang mengalir tetapi tidak seperti aliran
sungai yang akan jatuh di kubangan tetapi sebuah aliran yang di dalamnya
terdepat sesuatu yang menyebabkannya berakhir si sebuah tempat berharga
nantinya.
No comments:
Post a Comment