“Anak Kampung krobokan”
Aku
merindukan saat-saat masa kecil dulu. Penuh dengan kebersamaan. Keusilan tak
mungkin tersembuniyi. Hampir setiap hari kami saling mengejek. Bahkan
permusuhan serta kesalahpahaman tak lepas dari persahabatan kami. Saat itu pula setiap sinag hari pulang sekolah, kami
tidur bersama di depan ruang teras milik tetangga.
Bermain
petak umpet menjadi kebiasaan kami. Tak terkecuali laki-laki yang pernak
terjatuh itu menjad saksi kebersamaan kami.
Saat itu
sedang bermain “delikan” dan sebut
saja laki-laki itu Yadi, terjatuh setelah tersandung potongan pohon kelapa dan
melaynag-layang di udara sebelum Ia terjatuh. Sampai akhirnya tangannya patah.
Waktu aku
kelas 1 SD, Yadi juga sempat mecium tanganku karena waktu itu Ia dikerjain sama
kakak kelas yang usil. Dan pada akhirnya aku menagis. Hahaha lucu sekali.
Untung saja aku tinggal di kampong yang lumayan aktif
kegiatannya. Dan waktu itu ada kegiatan Isra’ Mi’raj. Aku dan Kawan-kawan
diminta untuk meramaikan acara dengan bernyanyi islam secara bersama.
Itu foto kami.
Kami juga mengikuti perlombaan agama di kelurahan dan
banyak piala yang kami bawa pulang. Lomba takbiran selalu menjadi event
ynag kami tunggu saat akhir bulan
ramadhan. Berkali-kali kampong kami mendapat gelar juara. Itu semua karena
kerjasama yang baik di antara kami. Latihan setiap malam dan persiapan ynga
matang. Saat pengumuman menang kami langsung bersorak ria kegirangan.
Merupakan
masa yang indah dan penuh kenangan. Saat Kami mulai remaja kami juga tahu
artinya jatuh cinta. Kami sudah mulai berhubungan terhadap banyak lawan jenis.
Haha:D. Saat itu kami sedang dilanda cinta pertama.
Waktu terus
bergulir. Dan pada akhirnya kami tumbuh menjadi lebih dewasa dengan berbagai
macam kesibukan masing-masing. Kami tidak lagi bermain petak umpet dan
bersepedaan tiap pagi. Hari yang bebas lebih
kami manfaatkan untuk beristirahat.
Sungguh
masa-masa yang lucu serta mengasyikkan.
No comments:
Post a Comment